yTgHrJNGzV02Lg3RjKe6YGboXHd6n74ahZPu0z0D
Bookmark

Kenapa Stock Split Dilakukan? Pelajari Hal ini!

Jika kamu pernah mengikuti perkembangan saham di pasar modal, pasti sering mendengar istilah “stock split”. Namun, apakah kamu tahu apa itu stock split dan mengapa perusahaan melakukan stock split?
Kenapa Stock Split Dilakukan? Pelajari Hal ini!

Apa itu Stock Split?

Sebelum memahami apa itu stock split, mari kita bahas terlebih dahulu tentang saham. Saham merupakan salah satu instrumen investasi yang cukup populer di kalangan investor. Ketika seseorang membeli saham sebuah perusahaan, ia sebenarnya membeli sebagian kecil kepemilikan di perusahaan tersebut.

Nah, stock split atau pemecahan saham, adalah proses ketika perusahaan membagi jumlah saham yang ada menjadi beberapa lembar yang lebih kecil. Dalam stock split, pertumbuhan jumlah saham diikuti dengan penurunan nilai per lembar saham. Namun, total nilai kepemilikan investor tidak berubah, mengingat jumlah saham yang dia miliki tetap sama.
Perbandingan Harga Saham Sebelum dan Setelah Stock Split Jumlah Saham
Sebelum Stock Split: Rp200 per lembar saham 1000 saham
Setelah 2-1 Stock Split: Rp100 per lembar saham 2000 saham
Contoh di atas menjelaskan pemecahan saham 2-1, di mana setiap lembar saham dipecah menjadi dua lembar saham. Misalnya, jika sebelum stock split seseorang memiliki 1000 lembar saham dengan harga Rp. 200 per lembar saham, setelah stock split ia akan memiliki 2000 lembar saham dengan harga Rp. 100 per lembar saham. Total nilainya tetap sama.

Dalam stock split, perusahaan meningkatkan jumlah saham yang tersedia untuk diperdagangkan dan menurunkan nilai per lembar saham, sehingga saham menjadi lebih terjangkau bagi investor individu, bahkan jika mereka hanya ingin membeli beberapa lembar saja.

Tujuan Stock Split

Stock split dilakukan oleh perusahaan dengan berbagai tujuan yang bervariasi. Salah satu tujuan utama stock split adalah untuk menurunkan harga saham yang terlalu tinggi, sehingga saham menjadi lebih terjangkau bagi investor ritel. Hal ini dapat meningkatkan likuiditas saham dan menarik minat investor baru. Selain itu, stock split juga dapat meningkatkan kelangsungan hidup perusahaan dengan menarik minat investor institusional yang membutuhkan volume saham yang lebih besar.

Tujuan lain dari stock split adalah untuk memberikan sinyal positif kepada investor bahwa perusahaan sedang berkembang pesat dan memiliki kepercayaan diri di masa mendatang. Stock split adalah tanda positif bahwa perusahaan percaya bahwa sahamnya akan terus tumbuh dan memberikan keuntungan di masa depan.

Keuntungan dari Stock Split

Bagi perusahaan, stock split dapat menjadi strategi yang efektif untuk menarik minat investor baru dan memperkuat posisi mereka di pasar. Beberapa keuntungan lain dari stock split meliputi:
  • Memperbaiki likuiditas saham: Dalam beberapa kasus, harga saham yang sangat tinggi dapat menghambat perdagangan dan aktivitas investor karena terlalu mahal. Dengan melakukan stock split, perusahaan dapat memperbaiki likuiditas saham mereka sehingga lebih mudah untuk diperdagangkan.
  • Meningkatkan aksi korporasi: Perusahaan yang memiliki harga saham yang tinggi cenderung kurang fleksibel dalam melakukan aksi korporasi seperti dividen dan buyback saham. Dengan stock split, perusahaan dapat memperbaiki likuiditas saham mereka sehingga lebih mudah untuk diperdagangkan.
  • Menurunkan Volatilitas Saham: Perusahaan yang melakukan stock split dapat memperbaiki stabilitas harga saham dan mengurangi volatilitas. Ini dapat meningkatkan kepercayaan investor dan mengurangi resiko yang mungkin timbul.

Contoh Kasus Keuntungan dari Stock Split

Contohnya, pada tahun 2014, saham Apple dibagi menjadi 7 banding 1. Setelah melakukan stock split, harga saham Apple turun dari sekitar $645 menjadi $92 per saham. Hal ini membuat saham Apple lebih terjangkau bagi investor individu dan menarik minat investor baru yang sebelumnya tidak mampu membeli saham dengan harga yang mahal. Selain itu, stock split juga meningkatkan likuiditas saham Apple dan membuatnya lebih mudah diperdagangkan di pasar.

Pelaksanaan Stock Split

Setelah mengetahui apa itu stock split dan tujuannya, Anda mungkin tertarik untuk mengetahui bagaimana pelaksanaannya dilakukan oleh perusahaan.

Pertama-tama, perusahaan akan memutuskan rasio stock split yang akan dilakukan. Misalnya, perusahaan memiliki 100 juta saham yang akan dibagi menjadi dua, maka setiap pemegang saham akan mendapatkan satu saham baru untuk setiap saham yang dimilikinya.

Setelah itu, perusahaan akan mengumumkan rencana stock split kepada publik. Pengumuman ini biasanya dilakukan beberapa bulan sebelum pelaksanaannya, dan tujuannya adalah untuk memberikan waktu bagi investor untuk menyesuaikan portofolio mereka jika perlu.

Pada hari pelaksanaan stock split, saham perusahaan akan mengalami perubahan nilai nominal dan jumlah lembar saham yang beredar akan bertambah sesuai dengan rasio yang telah ditentukan. Misalnya, jika perusahaan melakukan stock split dengan rasio 2:1, maka nilai nominal setiap saham akan berkurang menjadi setengahnya dan jumlah lembar saham yang beredar akan menjadi dua kali lipat.

Hal penting yang perlu diingat adalah meskipun jumlah lembar saham yang beredar bertambah, nilai total dari perusahaan tetap sama. Artinya, jika perusahaan memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp1 triliun sebelum stock split, maka setelah stock split nilai kapitalisasi pasar tersebut tetap Rp1 triliun.

Setelah pelaksanaan stock split, investor akan menerima saham baru sesuai dengan rasio yang telah ditentukan. Misalnya, jika seorang investor awalnya memiliki 100 saham dengan harga Rp10.000 per saham, setelah stock split dengan rasio 2:1, investor tersebut akan memiliki 200 saham dengan harga Rp5.000 per saham.

Secara umum, pelaksanaan stock split adalah proses yang sederhana dan tidak memerlukan tindakan khusus dari investor. Namun, jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran, sebaiknya konsultasikan dengan penasehat investasi atau perusahaan sekuritas yang Anda gunakan.

Bagaimana Stock Split Mempengaruhi Harga Saham?

Setelah melakukan stock split, harga saham per lembar akan berkurang secara proporsional sedangkan jumlah lembar saham yang beredar akan meningkat. Perubahan ini tidak mempengaruhi nilai total dari kepemilikan saham. Sebagai contoh, jika sebelum stock split perusahaan memiliki 1 juta lembar saham dengan harga saham sebesar Rp 10.000, setelah melakukan stock split dengan rasio 2:1, perusahaan akan memiliki 2 juta lembar saham dengan harga saham sebesar Rp 5.000 per lembar.

Secara teori, perubahan harga saham setelah stock split seharusnya tidak mempengaruhi nilai pasar perusahaan secara keseluruhan. Namun, harga saham yang lebih rendah setelah stock split dapat menarik minat dari investor individu yang tidak mampu membeli saham dengan harga yang lebih tinggi sebelumnya, sehingga dapat meningkatkan permintaan dan nilai pasar perusahaan.

Perbedaan Stock Split dan Reverse Stock Split

Perbedaan Stock Split dan Reverse Stock Split
Stock split dan reverse stock split sama-sama melibatkan perubahan jumlah saham yang beredar, tetapi di arah yang berlawanan. Stock split menambah jumlah saham sementara reverse stock split mengurangi jumlah saham.

Dalam stock split, perusahaan mengeluarkan saham tambahan untuk setiap saham yang dimiliki oleh pemegang saham. Sebagai contoh, jika perusahaan melakukan pemecahan saham 2:1, maka pemegang saham akan menerima dua saham tambahan untuk setiap saham yang dimiliki sebelumnya. Dalam hal ini, jumlah saham yang beredar akan menjadi dua kali lipat dari sebelumnya.
Stock Split: 
  • Menambah jumlah saham
  • Mengurangi harga saham secara proporsional
  • Memperoleh likuiditas dengan meningkatkan jumlah saham yang beredar
Reverse Stock Split:
  • Mengurangi jumlah saham
  • Meningkatkan harga saham secara proporsional
  • Menarik investor dengan meningkatkan harga saham
Sementara itu, reverse stock split mengurangi jumlah saham yang beredar dengan menggabungkan beberapa saham menjadi satu saham. Sebagai contoh, jika perusahaan melakukan penggabungan saham 1:2, maka setiap dua saham yang dimiliki pemegang saham akan digabung menjadi satu. Dalam hal ini, jumlah saham yang beredar akan menjadi setengah dari sebelumnya.

Perbedaan utama antara stock split dan reverse stock split adalah arah perubahan jumlah saham yang beredar dan efeknya pada harga saham. Dalam stock split, jumlah saham yang beredar meningkat dan harga saham berkurang secara proporsional. Sebaliknya, dalam reverse stock split, jumlah saham yang beredar berkurang dan harga saham meningkat secara proporsional. Downtrend Saham: Pengertian dan Cara Menghindarinya)
Posting Komentar

Posting Komentar