yTgHrJNGzV02Lg3RjKe6YGboXHd6n74ahZPu0z0D
Bookmark

Saham Oversold: Pengertian, Penyebab, dan Contohnya

Saham oversold adalah istilah yang sering digunakan dalam pasar saham. Namun, apa itu sebenarnya saham oversold? Bagaimana saham bisa menjadi oversold? Apa risiko dan keuntungan yang terkait dengan investasi di saham oversold?
Saham Oversold: Pengertian, Penyebab, dan Contohnya
Artikel ini akan membahas secara rinci tentang saham oversold dan memberikan contoh saham yang telah mengalami kondisi oversold. Kami juga akan membahas strategi investasi yang dapat diterapkan saat saham sedang oversold dan memberikan tips untuk menggunakan saham oversold secara bijak.

Apa itu Saham Oversold?

Saham oversold adalah kondisi di mana harga saham turun di bawah nilai wajar atau nilai intrinsiknya. Ketika terjadi oversold, banyak investor cenderung menjual saham tersebut karena mereka khawatir harga saham akan terus turun. Hal ini memicu penurunan harga saham lebih jauh lagi, dan seringkali menjadikan saham tersebut undervalued.

Untuk memahami konsep saham oversold, penting untuk memahami bahwa harga saham dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk kondisi pasar, kinerja perusahaan, dan sentimen investor. Ketika ada banyak penjual dan sedikit pembeli di pasar, maka tekanan jual akan meningkat dan membuat harga saham turun lebih jauh.

Perlu ditekankan bahwa tidak semua saham yang turun harganya mengalami oversold. Ada banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi harga saham, termasuk berita perusahaan atau kondisi ekonomi global. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk melakukan analisis yang cermat sebelum memutuskan untuk membeli atau menjual saham.

Penyebab Saham Menjadi Oversold

Kondisi saham oversold dapat terjadi karena berbagai faktor pasar maupun perilaku investor. Berikut adalah beberapa penyebab umum saham menjadi oversold:
Penyebab Keterangan
Faktor Pasar Pergerakan pasar yang bearish atau turun secara signifikan dapat memaksa
investor untuk menjual saham mereka. Hal ini meningkatkan penawaran dan
menurunkan permintaan, yang dapat menyebabkan harga saham turun tajam.
Keputusan
Perusahaan
Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan atau masalah operasional
dapat menyebabkan harga saham turun dan menjadi oversold.
Isu-Isu
Makroekonomi
Isu-isu makroekonomi seperti resesi, pelambatan ekonomi atau ketidakpastian
politik dapat memicu penjualan besar-besaran oleh investor, yang dapat
memicu saham menjadi oversold.
Perilaku Investor Perilaku investor yang cenderung panik atau terlalu emosional dapat memicu
penjualan besar-besaran bahkan pada saham yang sebenarnya memiliki nilai
fundamental yang baik
Dalam beberapa kasus, kondisi oversold dapat menjadi kesempatan bagi investor untuk membeli saham dengan harga murah. Namun, investor juga harus memperhatikan bahwa kondisi oversold bisa saja merupakan sinyal peringatan atau bahkan tanda-tanda terjadinya penurunan harga yang lebih dalam.

Contoh Saham Oversold

Contoh Saham Oversold
Berikut adalah beberapa contoh saham yang pernah mengalami kondisi oversold:
Saham Industri Kondisi Oversold Outcome
PT Astra
International Tbk
(ASII)
Otomotif dan Alat
Berat
RSI di bawah 30 selama 3
hari berturut-turut pada
bulan Oktober 2021
Harga saham
meningkat sebesar
10% dalam 1 bulan
setelah kondisi
oversold
PT Bank Mandiri
Tbk (BMRI)
Perbankan MACD berada di bawah
garis sinyal selama 2
minggu berturut-turut
pada bulan Januari 2020
Harga saham
meningkat sebesar 5%
dalam 2 minggu
setelah kondisi
oversold
PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk (TLKM)
Teknologi dan
Telekomunikasi
Stochastic turun di bawah
20 selama 1 hari pada
bulan Agustus 2019
Harga saham
meningkat sebesar 8%
dalam 1 bulan setelah
kondisi oversold
Disclaimer: Informasi di atas hanya sebagai ilustrasi dan bukan rekomendasi untuk melakukan pembelian atau penjualan saham tertentu. Pastikan untuk melakukan penelitian dan analisis yang lebih mendalam sebelum mengambil keputusan investasi.

Mengidentifikasi Kondisi Saham Oversold

Bagi para investor, mengidentifikasi kondisi saham oversold merupakan hal penting untuk menentukan strategi investasi. Pada umumnya, saham dikatakan oversold ketika harganya telah turun secara signifikan dan dianggap telah mencapai titik terendahnya.

Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kondisi saham oversold di antaranya adalah:
Indikator Keterangan
Relative Strength Index (RSI) Mengukur kekuatan harga saham dengan membandingkan kenaikan dan penurunan pada periode tertentu. Jika RSI menunjukan angka di bawah 30, maka saham dapat dikatakan oversold.
Bollinger Bands Menunjukan level support dan resistance pada grafik harga saham. Jika harga saham menembus lower band, maka saham dapat dikatakan oversold.
Volume Trading Melihat volume perdagangan saham untuk memastikan bahwa penjualan saham tidak disebabkan oleh aksi jual massal atau tekanan jula dari investor besar
Selain menggunakan indikator, investor juga dapat memperhatikan kondisi pasar secara keseluruhan. Jika pasar sedang mengalami tekanan jual atau sentimen negatif, maka saham-saham tertentu mungkin mengalami oversold.

Tips Menggunakan Indikator dengan Bijak

Meskipun indikator dapat membantu investor mengidentifikasi kondisi saham oversold, namun tidak selalu menghasilkan prediksi yang tepat. Oleh karena itu, investor perlu menggunakan indikator dengan bijak dan mengkombinasikannya dengan analisis fundamental.
  • Jangan hanya mengandalkan satu indikator saja.
  • Selalu perhatikan kondisi pasar secara keseluruhan.
  • Lakukan analisis fundamental terhadap saham yang ingin diinvestasikan.
  • Tetap berpegang pada rencana investasi jangka panjang, jangan tergoda untuk membeli saham hanya karena harga sedang murah.
Dengan memahami apa itu saham oversold dan cara mengidentifikasinya, investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih bijak dan memperoleh keuntungan dari peluang investasi saham oversold yang terukur dan berisiko rendah.

Strategi Investasi Saham Oversold

Investasi pada saham oversold bisa dianggap sebagai kesempatan membeli saham kualitas dengan harga diskon. Meskipun demikian, ada beberapa strategi yang bisa dipertimbangkan agar investasi saham oversold mendatangkan keuntungan yang maksimal dan risikonya dapat dikelola dengan baik.
  1. Hindari Saham dengan Fundamental Buruk
    Sebelum memutuskan untuk membeli saham oversold, pastikan bahwa saham tersebut memiliki fundamental yang baik. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain pertumbuhan pendapatan dan laba yang stabil, serta utang yang bisa dikelola dengan baik. Sebaiknya juga hindari saham yang turun karena adanya isu yang berpotensi merugikan seperti adanya tuntutan hukum atau penurunan permintaan produk.
  2. Gunakan Analisis Teknikal
    Penggunaan analisis teknikal dapat membantu investor untuk mengidentifikasi saham oversold dan menentukan kapan waktu terbaik untuk membeli atau menjual saham tersebut. Beberapa indikator yang bisa dipertimbangkan antara lain moving average, stochastic, dan relative strength index (RSI).
  3. Pertimbangkan Diversifikasi
    Investasi pada satu saham oversold bisa membawa keuntungan besar, namun juga berisiko tinggi. Oleh karena itu, diversifikasi portofolio dengan membeli beberapa saham oversold bisa menjadi strategi yang baik. Dengan diversifikasi, risiko investasi bisa dikurangi dan peluang keuntungan jangka panjang bisa bertambah.
  4. Berinvestasi dengan Tepat Waktu
    Saham oversold bisa menjadi kesempatan investasi yang baik, namun tidak selalu berarti harus membeli di saat harga terendah. Investor sebaiknya memantau kondisi pasar dan menunggu saat yang tepat untuk masuk ke dalam pasar. Selain itu, jangan terburu-buru untuk menjual saham oversold ketika harga masih turun, sebab harga bisa naik kembali setelah kondisi pasar membaik.
Dengan menerapkan strategi yang bijak, investasi pada saham oversold bisa memberikan keuntungan jangka panjang dan membuat portofolio semakin berkembang pesat. (Baca juga: Cara Take Profit di Saham yang Tepat!)

Keuntungan dan Resiko Investasi Saham Oversold

Investasi saham oversold bisa sangat menguntungkan bagi para investor yang pintar dalam memanfaatkan peluang ini. Ada banyak keuntungan yang bisa diperoleh, namun tentunya juga ada risiko yang harus diperhitungkan.

Keuntungan Investasi Saham Oversold

Beberapa keuntungan dari investasi saham oversold adalah:
  • Buy low, sell high: Saat harga saham turun, investor dapat membeli saham pada harga yang lebih rendah dari nilai sebenarnya, dan menjualnya kembali saat harga naik. Hal ini bisa menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi investor yang cerdas dalam memilih saham-saham yang potensial.
  • Diversifikasi: Investasi pada saham oversold bisa membantu investor untuk diversifikasi portofolio mereka, mengurangi risiko akibat fluktuasi pasar.
  • Long-term gains: Beberapa saham oversold bisa memberikan potensi keuntungan jangka panjang, terutama jika investor memilih saham-saham yang secara fundamental baik, namun sedang mengalami kondisi oversold.

Resiko Investasi Saham Oversold

Seperti halnya investasi lainnya, investasi saham oversold juga memiliki risiko yang perlu diperhitungkan. Beberapa risiko tersebut adalah:
  • Value trap: Dalam beberapa kasus, harga saham turun bukan karena kondisi oversold, melainkan karena faktor fundamental yang buruk. Ini bisa menjadi perangkap untuk investor yang terperangkap dalam saham yang bernilai rendah karena kondisi fundamental yang buruk.
  • Volatilitas: Saham oversold biasanya memiliki volatilitas yang tinggi, sehingga risikonya juga tinggi. Investor harus siap menghadapi fluktuasi yang tinggi, dan memilih saham-saham yang paling potensial untuk menghasilkan keuntungan.
  • Timing: Investasi saham oversold membutuhkan kemampuan untuk memilih waktu yang tepat untuk memasuki pasar. Jika investor membeli saat saham terlalu tinggi atau menjual saat terlalu rendah, maka akan kehilangan peluang untuk mendapatkan keuntungan.
Maka dari itu, sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada saham oversold, investor harus mempertimbangkan baik-baik potensi keuntungan dan risiko yang ada, serta melakukan riset dan analisis yang tepat sebelum mengambil keputusan investasi.

Peluang Investasi Jangka Panjang dengan Saham Oversold

Saham oversold seringkali dianggap sebagai tanda-tanda bahaya oleh investor, tetapi sebenarnya dapat menjadi peluang investasi jangka panjang yang menarik. Dalam keadaan tertentu, saham yang oversold dapat diperoleh dengan harga yang sangat murah, terutama bagi investor yang cermat dalam mengamati pasar.

Namun, investor harus bijak dalam menggunakan strategi investasi saham oversold. Berikut adalah beberapa tips untuk memanfaatkannya secara bijak:
  • Jangan terburu-buru membeli saham yang oversold.
  • Periksa catatan kinerja perusahaan untuk menghindari saham oversold yang dijual secara tergesa-gesa.
  • Perhatikan faktor-faktor fundamental perusahaan, seperti pendapatan, laba, utang, dan posisi pasar.
  • Ambil posisi long-term, sebab saham oversold memiliki potensi kedua naik harganya setelah terkapar beberapa waktu.
  • Berhati-hati dalam melakukan diversifikasi portofolio.
Investasi jangka panjang dengan saham oversold membutuhkan kesabaran dan keberanian, sebab kondisi oversold mungkin saja bertahan untuk jangka waktu yang cukup lama. Namun, jika dilakukan dengan bijak, investasi ini dapat menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi investor yang cermat dalam mengamati pasar.

FAQ Mengenai Saham Oversold

Di bawah ini adalah beberapa pertanyaan umum tentang saham oversold yang sering diajukan oleh investor.

Apa artinya saham oversold?

Saham oversold terjadi ketika harga saham jatuh secara signifikan di bawah nilai wajarnya. Ini bisa terjadi karena berbagai faktor seperti sentimen pasar yang negatif, penjualan besar-besaran oleh investor besar, atau pengumuman kinerja perusahaan yang buruk.

Kapan waktu yang tepat untuk membeli saham oversold?

Waktu yang tepat untuk membeli saham oversold adalah ketika harga saham sudah mencapai titik terendah dan mulai menunjukkan tanda-tanda rebound. Investor harus secara cermat mengamati kondisi pasar dan melakukan analisis fundamental untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk membeli saham oversold.

Apakah investasi saham oversold berisiko?

Investasi saham oversold memiliki risiko yang sama dengan investasi saham pada umumnya. Namun, karena saham oversold memiliki harga yang rendah, ada lebih sedikit ruang untuk kerugian. Risiko dapat dikelola dengan melakukan analisis fundamental yang baik dan menentukan strategi keluar yang jelas jika investasi tidak berjalan sesuai rencana.

Bagaimana cara mengidentifikasi saham oversold?

Ada beberapa indikator teknikal yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi saham oversold, seperti RSI (indeks kekuatan relatif) dan stochastic oscillator. Selain itu, investor juga dapat melakukan analisis fundamental untuk menilai nilai wajar saham.

Apakah saham oversold selalu merupakan peluang beli?

Tidak selalu. Saham oversold dapat menjadi peluang beli, tetapi dapat pula menjadi tanda-tanda akan turunnya harga saham lebih lanjut. Investor harus melakukan analisis teknikal dan fundamental yang cermat sebelum membeli saham oversold.

Bagaimana cara menjaga risiko investasi saham oversold?

Investor dapat menjaga risiko investasi saham oversold dengan membatasi jumlah uang yang diinvestasikan dalam satu saham, menjaga diversifikasi portofolio, dan menetapkan strategi keluar yang jelas untuk mengurangi kerugian.

Apakah saham oversold cocok untuk investasi jangka panjang?

Investasi saham oversold dapat menjadi peluang investasi jangka panjang jika dilakukan dengan hati-hati dan analisis fundamental yang baik. Investor harus memastikan bahwa saham memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang dan nilai wajar yang diestimasi cukup tinggi.
Posting Komentar

Posting Komentar