yTgHrJNGzV02Lg3RjKe6YGboXHd6n74ahZPu0z0D
Bookmark

Nilai Instrinsik Saham: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Nilai intrinsik saham adalah harga sebenarnya dari suatu saham yang dihitung berdasarkan faktor-faktor ekonomi. Nilai ini penting untuk menentukan apakah saham tersebut overvalued atau undervalued di pasar. Dalam artikel ini, akan dijelaskan pengertian, jenis, contoh, dan cara menghitung nilai intrinsik saham secara detail.
Nilai Instrinsik Saham: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Pengertian Nilai Intrinsik Saham

Nilai intrinsik saham dapat diartikan sebagai nilai sebenarnya dari suatu saham yang dihitung berdasarkan faktor-faktor ekonomi. Nilai ini menggambarkan harga wajar saham jika ditinjau dari kondisi perusahaan dan ekonomi secara keseluruhan.

Nilai intrinsik saham tidak selalu sama dengan harga pasar saham, yang merupakan harga yang terbentuk di pasar berdasarkan tawar-menawar antara penjual dan pembeli. Jika nilai intrinsiknya lebih tinggi dari harga pasar, maka saham dianggap undervalued atau dihargai lebih rendah dari seharusnya. Sebaliknya, jika nilai intrinsiknya lebih rendah dari harga pasar, maka saham dianggap overvalued atau dihargai lebih tinggi dari seharusnya.

Jenis-jenis Nilai Intrinsik Saham

Nilai intrinsik saham dapat dihitung berdasarkan beberapa indikator ekonomi. Berikut adalah beberapa jenis nilai intrinsik saham yang umum digunakan:
  • Earnings per Share (EPS)
    Nilai laba bersih per saham yang dihasilkan oleh perusahaan. EPS dapat memberikan gambaran mengenai potensi keuntungan yang diperoleh oleh investor.
  • Price-to-Earnings Ratio (P/E Ratio)
    Rasio antara harga saham dengan laba bersih per saham. P/E ratio dapat memberikan gambaran mengenai seberapa mahal atau murah suatu saham dibandingkan dengan laba yang diperoleh.
  • Price-to-Book Value Ratio (P/BV Ratio)
    Rasio antara harga saham dengan nilai buku per saham. P/BV ratio dapat memberikan gambaran mengenai seberapa mahal atau murah suatu saham dibandingkan dengan nilai buku per saham.

Analisis Fundamental dan Teknikal dalam Menentukan Nilai Intrinsik Saham

Dalam menentukan nilai intrinsik saham, terdapat dua pendekatan yang umum digunakan, yaitu analisis fundamental dan teknikal.

Analisis fundamental adalah pendekatan yang mempertimbangkan faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi kinerja perusahaan, seperti kinerja keuangan, masa depan produk, dan kondisi industri. Pendekatan ini memerlukan pengumpulan dan analisis data serta informasi yang akurat dan mendalam.

Analisis teknikal adalah pendekatan yang mempertimbangkan grafik harga saham serta volume perdagangan untuk menentukan tren harga saham di masa depan. Pendekatan ini memerlukan pemahaman yang mendalam mengenai grafik serta pola-pola pergerakan harga saham.

Contoh Nilai Intrinsik Saham

Berikut ini adalah contoh perhitungan nilai intrinsik saham pada saham perusahaan PT XYZ menggunakan metode Price-to-Earnings Ratio (P/E ratio) dan Price-to-Book Value (P/BV ratio).
Faktor Nilai
Earnings per Share (EPS) Rp. 1.500
Price per Share (Harga Pasar Saham) Rp. 22.000
Book Value per Share Rp. 10.000
Untuk menghitung P/E ratio, kita harus membagi harga pasar saham dengan EPS:

P/E ratio = Harga Pasar Saham / EPS
Maka, P/E ratio saham PT XYZ:

P/E ratio = Rp 22.000,- / Rp 1.500,-
P/E ratio = 14,67
Untuk menghitung P/BV ratio, kita harus membagi harga pasar saham dengan book value per saham:

P/BV ratio = Harga Pasar Saham / Book Value per Saham
Maka, P/BV ratio saham PT XYZ:

P/BV ratio = Rp 22.000,- / Rp 10.000,-
P/BV ratio = 2,2
Jadi, nilai intrinsik saham PT XYZ dengan menggunakan metode P/E ratio sebesar 14,67 dan menggunakan metode P/BV ratio sebesar 2,2.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Saham

Nilai intrinsik saham dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi. Di bawah ini adalah beberapa faktor yang harus dipertimbangkan ketika menghitung nilai intrinsik saham:
  • Pertumbuhan Ekonomi
    Pertumbuhan ekonomi pada suatu negara atau wilayah dapat mempengaruhi nilai intrinsik saham suatu perusahaan. Semakin besar pertumbuhan ekonomi, semakin besar kemungkinan keuntungan perusahaan meningkat dan meningkatkan nilai intrinsik saham.
  • Kebijakan Moneter
    Kebijakan moneter dapat mempengaruhi suku bunga dan nilai tukar mata uang. Hal ini juga dapat mempengaruhi nilai intrinsik saham, terutama bagi perusahaan yang sangat bergantung pada ekspor dan impor.
  • Politik
    Situasi politik suatu negara atau wilayah juga dapat mempengaruhi nilai intrinsik saham suatu perusahaan. Konflik politik atau ketidakstabilan dapat mengurangi keuntungan perusahaan dan menurunkan nilai intrinsik saham.
Oleh karena itu, sebelum menghitung nilai intrinsik saham suatu perusahaan, penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor ekonomi yang dapat mempengaruhi nilai saham. Hal ini juga dapat membantu dalam membuat keputusan investasi yang lebih bijaksana.

Analisis Fundamental dan Teknikal dalam Menentukan Nilai Saham

Untuk menentukan nilai intrinsik suatu saham, ada dua metode yang umumnya digunakan yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.

Analisis Fundamental Saham

Analisis fundamental adalah metode yang digunakan untuk mengevaluasi kondisi ekonomi, industri, dan keuangan perusahaan dengan tujuan memprediksi harga saham di masa depan. Metode ini mengambil pendekatan jangka panjang untuk menilai saham. Beberapa faktor yang dianalisis dalam analisis fundamental meliputi:
  • Pendapatan dan laba perusahaan
  • Rasio keuangan seperti rasio profitabilitas dan rasio hutang terhadap modal
  • Prospek pertumbuhan industri
  • Manajemen perusahaan dan kinerja saham sebelumnya
Analisis fundamental dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai nilai intrinsik suatu saham dengan mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi perusahaan.

Analisis Teknikal Saham

Analisis teknikal adalah metode yang digunakan untuk mengevaluasi saham dengan menganalisis data historis pergerakan harga saham dan volume perdagangan. Metode ini mengambil pendekatan jangka pendek untuk menilai saham. Beberapa faktor yang dianalisis dalam analisis teknikal meliputi:
  • Grafik harga dan volume perdagangan
  • Indikator teknikal seperti rata-rata bergerak dan indeks kekuatan relatif (RSI)
  • Polanya seperti pola leher dan bahu
Analisis teknikal dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai tren dan pola pergerakan harga saham dalam jangka pendek, sehingga dapat membantu investor dalam mengambil keputusan.

Catatan: Baik analisis fundamental maupun analisis teknikal dapat digunakan untuk menentukan nilai intrinsik suatu saham. Namun, perlu diingat bahwa keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu, sebaiknya kedua jenis analisis dijadikan sebagai acuan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai saham yang akan dibeli.


Cara Menghitung Nilai Intrinsik

Cara Menghitung Nilai Intrinsik
 Untuk menghitung nilai intrinsik saham, terdapat beberapa metode yang biasa digunakan, yaitu:
  1. Metode Dividend Discount Model (DDM)
  2. Metode Price-to-Earnings Ratio (P/E Ratio)
  3. Metode Price-to-Book Value (P/BV Ratio)
  4. Metode Discounted Cash Flow (DCF)

Metode Dividend Discount Model (DDM)

Metode DDM merupakan salah satu metode perhitungan nilai intrinsik saham yang cukup populer. Metode ini mencoba memperhitungkan jumlah pembayaran dividen yang diharapkan akan diterima investor di masa depan.

Contoh perhitungan menggunakan metode DDM:
Tahun Dividen (Rp)
2021 500
2022 550
2023 600
Dalam contoh ini, dihitung jumlah pembayaran dividen dalam tiga tahun ke depan. Setelah itu, jumlah dividen diestimasi akan bertahan pada level Rp. 600 per saham setiap tahunnya.

Setelah diperoleh perkiraan jumlah dividen, untuk menghitung nilai intrinsik saham menggunakan metode DDM, lakukan perhitungan sebagai berikut:

Nilai intrinsik saham = dividen tahun ini / (tingkat return investor - tingkat pertumbuhan dividen)

Metode Price-to-Earnings Ratio (P/E Ratio)

Metode P/E Ratio merupakan metode perhitungan nilai intrinsik saham yang membandingkan harga saham dengan earning per share (EPS) yang dihasilkan. Semakin tinggi P/E Ratio suatu saham, semakin besar pula ekspektasi pasar terhadap pertumbuhan perusahaan.

Contoh perhitungan menggunakan metode P/E Ratio:
EPS (Rp) Harga Saham (Rp) P/E Ratio
400 4.000 10
Dalam contoh ini, EPS yang dihasilkan adalah Rp. 400 per saham dan harga saham saat ini adalah Rp. 4.000 per saham. Dengan menggunakan rumus P/E Ratio, didapatkan hasil P/E Ratio sebesar 10.

Metode Price-to-Book Value (P/BV Ratio)

Metode P/BV Ratio adalah metode perhitungan nilai intrinsik saham yang membandingkan harga saham dengan nilai buku per saham. Nilai buku per saham didapatkan dengan membagi total ekuitas perusahaan dengan jumlah saham yang beredar. Semakin tinggi P/BV Ratio suatu saham, semakin tinggi pula ekspektasi pasar terhadap pertumbuhan perusahaan.

Contoh perhitungan menggunakan metode P/BV Ratio:
Ekuitas (Rp) Jumlah Saham yangBeredar Nilai Buku per Saham Harga Saham (Rp) P/BV Ratio
1.000.000.000 100.000.000 10 15.000/td> 1.5
Dalam contoh ini, nilai buku per saham adalah Rp. 10 per saham, dan harga saham saat ini adalah Rp. 15.000 per saham. Dengan menggunakan rumus P/BV Ratio, didapatkan hasil P/BV Ratio sebesar 1,5.

Metode Discounted Cash Flow (DCF)

Metode DCF mencoba menghitung nilai intrinsik saham dengan memproyeksikan aliran kas masa depan yang akan dihasilkan oleh suatu investasi. Metode ini sedikit lebih kompleks dibandingkan dengan metode-metode sebelumnya.

Contoh perhitungan menggunakan metode DCF:
<
Tahun Aliran Kas (Rp) NPV
2021 1.000 953
2022 1.200 1.054
2023 1.400 1.148
2024 1.600 1.34
2025 1.800 1.311
Dalam contoh ini, didapatkan aliran kas untuk lima tahun ke depan. Kemudian, dilakukan perhitungan menggunakan rumus Discounted Cash Flow untuk mendapatkan nilai intrinsik saham. Rumus DCF adalah:

Nilai Intrinsik Saham = NPV / Jumlah Saham yang Beredar

Dalam contoh ini, dihitung NPV (Net Present Value) dari aliran kas lima tahun ke depan, dan kemudian dibagi dengan jumlah saham yang beredar untuk mendapatkan nilai intrinsik saham.

Kesimpulan

Dalam investasi saham, mengetahui nilai intrinsik saham suatu perusahaan sangat penting untuk menentukan apakah harga saham yang tersedia di pasar saat ini sepadan dengan nilai sebenarnya. Dalam artikel ini, telah dijelaskan mengenai pengertian dan jenis-jenis nilai intrinsik saham, contoh perhitungannya, faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tersebut, serta cara menghitungnya menggunakan analisis fundamental dan teknikal.

Pentingnya memahami nilai intrinsik saham membuat para investor harus selalu memperhatikan faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi perusahaan dan industri tempat perusahaan tersebut beroperasi. Dengan penghitungan nilai intrinsik yang akurat, investasi pada saham dapat dilakukan dengan lebih bijak dan efektif. (Baca juga: Reverse Stock Split: Pengertian dan Kenapa Dilakukan?)
Posting Komentar

Posting Komentar