yTgHrJNGzV02Lg3RjKe6YGboXHd6n74ahZPu0z0D
Bookmark

Apa itu ARB (Auto Rejection Bawah) di Saham?

Investasi saham mungkin menjadi salah satu cara untuk memperoleh keuntungan finansial. Namun, selain potensi keuntungan yang tinggi, ada juga risiko yang harus dipertimbangkan. Salah satu risiko dalam investasi saham adalah ARB atau Auto Rejection Bawah.
Apa itu ARB (Auto Rejection Bawah) di Saham?
ARB adalah kondisi dimana order jual saham yang telah ditempatkan pada harga lebih rendah dari harga pasar saat ini ditolak secara otomatis oleh sistem perdagangan. Hal ini dapat terjadi karena ada perubahan yang cepat dalam kondisi pasar, seperti kenaikan harga saham yang terjadi secara signifikan dalam waktu singkat.

Pengertian ARB dalam Saham

ARB (Auto Rejection Bawah) pada dasarnya adalah fitur yang dimiliki oleh beberapa perusahaan sekuritas dalam sistem perdagangan saham daring. Fitur ini diterapkan untuk mencegah kerugian berlebihan bagi investor yang belum berpengalaman di pasar saham.

Auto rejection bawah sendiri merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan sistem otomatisasi yang membatasi harga beli saham pada level bawah tertentu, yang umumnya ditetapkan oleh perusahaan sekuritas. Jika harga saham turun di bawah level tersebut, pesanan pembelian akan secara otomatis ditolak oleh sistem.

Hal ini dilakukan untuk mengatasi volatilitas pasar saham yang tinggi dan melindungi investor dari kerugian besar karena harga saham yang turun dengan cepat. Namun, fitur ARB juga dapat membatasi peluang investor untuk membeli saham dengan harga yang lebih murah.

Mekanisme ARB

Auto Rejection Bawah (ARB) terjadi ketika harga saham turun di bawah level auto rejection. Auto rejection pada dasarnya adalah order otomatis yang diberikan oleh investor untuk menjual saham pada tingkat tertentu. Jika harga saham turun di bawah tingkat ini, maka order tersebut akan dipicu dan saham akan dijual oleh broker.

Mekanisme ARB ini digunakan untuk melindungi investor dari kerugian yang lebih besar jika harga saham terus turun. Namun, ARB juga dapat menyebabkan kehilangan potensi keuntungan jika harga saham naik setelah dijual pada level auto rejection.

Faktor-faktor yang memicu ARB dapat bervariasi, termasuk berita buruk tentang perusahaan, pelemahan pasar secara keseluruhan, atau gerakan jual besar-besaran yang dipicu oleh investor institutional atau pemodal besar. Saat ini, banyak broker dan platform perdagangan juga memiliki perangkat lunak yang dapat membantu mencegah atau meminimalkan penjualan otomatis pada level auto rejection yang tidak diinginkan.

Dampak ARB pada Investasi Saham

Auto Rejection Bawah atau ARB dapat berdampak pada investasi saham karena dapat memicu pengurangan posisi beli atau jual investor. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya kerugian atau keuntungan yang tidak optimal. Berikut adalah beberapa dampak ARB pada investasi saham:
Dampak Keterangan
Pengurangan posisi beli atau jual ARB dapat memicu pengurangan posisi beli atau jual investor sehingga, mengurangi potensi keuntungan atua memperburuk kerugian.
Peningkatan biaya transaksi Proses transaksi saham pada saat terjadi ARB umumnya lebih lambat sehingga dapat meningkatkan biaya transaksi.
Menyebabkan jatuhnya harga saham Jika terjadi ARB pada suatu saham, hal ini dapat memicu penurunan harga saham karena ketersediaan saham yang lebih sedikit di pasar.
Memperburuk sentimen pasar ARB dapat memperburuk sentimen pasar karena bisa memberikan sinyal negatif kepada investor mengenai kondisi perusahaan atau pasar secara keseluruhan.
Dampak-dampak ini harus diperhatikan dengan baik oleh investor dalam membuat keputusan investasi agar dapat meminimalkan risiko dan memaksimalkan keuntungan. (Baca juga: Mengenal ARA (Auto Reject Atas) dalam dunia Saham!)

Cara Menghindari ARB dalam Investasi Saham

Cara Menghindari ARB dalam Investasi Saham
Auto rejection bawah (ARB) dapat menjadi masalah serius dalam investasi saham, terutama bagi investor yang tidak memahami mekanisme dan cara menghindari ARB. Berikut adalah beberapa tips dan strategi untuk mengatasi dan menghindari ARB dalam investasi saham.

Pilih Perusahaan Pialang yang Terpercaya

Memilih perusahaan pialang yang terpercaya dan memiliki track record yang baik dapat membantu mengurangi risiko ARB dalam investasi saham. Pastikan perusahaan pialang yang Anda pilih memiliki izin resmi dari otoritas yang berwenang dan memiliki sistem yang baik untuk mengatasi ARB.

Pelajari Mekanisme ARB

Memahami mekanisme ARB dapat membantu investor mengenali tanda-tanda dan faktor-faktor penyebab ARB dalam investasi saham. Pelajari aturan pasar saham dan peraturan yang berlaku untuk menghindari terjadinya ARB.

Lakukan Analisis yang Cermat

Sebelum melakukan investasi saham, pastikan Anda melakukan analisis yang cermat terhadap perusahaan yang akan Anda beli sahamnya. Lakukan analisis fundamental dan teknikal untuk memastikan kinerja dan potensi perusahaan tersebut. Hindari investasi saham pada perusahaan yang memiliki risiko ARB tinggi.

Pantau Pergerakan Harga Saham

Pantau terus pergerakan harga saham yang Anda beli. Jika terjadi penurunan harga yang signifikan, segera lakukan evaluasi dan analisis untuk menghindari terjadinya ARB. Jangan menunggu terlalu lama untuk menjual saham jika harga terus menurun dan ada tanda-tanda terjadinya ARB.

Gunakan Teknik Diversifikasi Portofolio

Teknik diversifikasi portofolio dapat membantu mengurangi risiko ARB dalam investasi saham. Diversifikasi portofolio dapat dilakukan dengan membeli saham dari beberapa perusahaan yang berbeda dan sektor yang berbeda. Dengan demikian, Anda dapat menghindari terjadinya ARB pada satu jenis saham atau sektor tertentu.

Dengan menerapkan tips dan strategi di atas, investor dapat menghindari atau meminimalkan risiko terjadinya ARB dalam investasi saham. Namun, tetap perlu diingat bahwa investasi saham memiliki risiko dan tidak ada jaminan keuntungan yang pasti. Oleh karena itu, lakukan investasi saham dengan bijak dan hati-hati.

Kesimpulan

Dalam investasi saham, ARB atau Auto Rejection Bawah merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keputusan investor. Dengan memahami konsep dan mekanisme ARB, investor dapat mengambil tindakan preventif dan proaktif untuk menghindari atau menghadapinya dengan bijaksana.

Strategi mengelola risiko ARB meliputi diversifikasi portofolio, pengaturan level stop-loss, dan pemilihan saham dengan cermat. Namun, perlu diingat bahwa tidak ada strategi yang bisa menjamin keuntungan sepenuhnya tanpa risiko. Oleh karena itu, penting untuk selalu melakukan riset, mengikuti tren pasar, dan mempertimbangkan faktor fundamental dan teknikal dalam pengambilan keputusan investasi.
Posting Komentar

Posting Komentar