yTgHrJNGzV02Lg3RjKe6YGboXHd6n74ahZPu0z0D
Bookmark

Apa itu Sell on Strength di Saham?

Sell on Strength adalah strategi investasi di pasar saham yang dilakukan dengan menjual saham ketika harga sedang naik atau pada level yang tinggi. Dengan melakukan strategi ini, tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar daripada ketika membeli saham pada level yang rendah.
Apa itu Sell on Strength di Saham?
Jadi, apabila harga saham Anda mengalami kenaikan dalam waktu tertentu, kemungkinan besar ada investor lain yang lebih tertarik untuk membeli saham tersebut. Dalam kondisi seperti ini, dengan menjual saham ketika harganya sedang tinggi, Anda dapat memaksimalkan keuntungan yang hasil dari kenaikan harga saham tersebut.

Bagaimana Cara Kerja Sell on Strength

Cara kerja Sell on Strength sangat simpel, yaitu dengan menjual saham ketika harganya sedang tinggi. Dalam prakteknya, para investor akan memantau pergerakan harga saham secara reguler dan akan menjual saham ketika harganya sudah mencapai level yang dianggap cukup tinggi sehingga potensi keuntungan lebih besar.

Secara umum, Sell on Strength dilakukan dengan menunggu hingga harga saham mencapai level resistance atau overbought. Level resistance adalah titik harga tertinggi di mana harga saham sulit untuk melewati level tersebut. Sedangkan overbought adalah kondisi saat harga saham sudah meningkat terlalu tinggi sehingga terjadi potensi penurunan harga saham.

Dalam menjalankan strategi Sell on Strength, investor harus melakukan analisis teknikal dan fundamental secara matang. Dengan demikian, investor dapat memperkirakan kapan harga saham akan mencapai level yang cukup tinggi sehingga dapat melakukan jual beli saham dengan lebih cerdas.

Kelebihan dan Kekurangan Sell on Strength

Setiap strategi investasi memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu pula dengan Sell on Strength di saham.

Kelebihan:
  • Potensi keuntungan yang lebih besar. Dengan menjual saham pada level yang tinggi, para investor dapat mengambil keuntungan dari kenaikan harga saham.
Kekurangan:
  • Risiko kerugian yang lebih besar. Jika harga saham terus meningkat setelah kita menjualnya, kita akan kehilangan potensi keuntungan yang lebih besar.

Kapan Harus Melakukan Sell on Strength?

Kapan Harus Melakukan Sell on Strength?
Meskipun tidak ada jawaban pasti mengenai kapan harus melakukan Sell on Strength di saham, tetapi secara umum, para investor akan menjual saham ketika harga sudah mencapai level resistance atau ketika pergerakan harga saham sudah menunjukkan tanda-tanda overbought.

Level resistance adalah level harga tertinggi yang pernah dicapai oleh suatu saham yang sulit untuk ditembus. Jika harga saham sudah mencapai atau mendekati level ini, para investor biasanya akan menjual saham untuk mengambil keuntungan.

Tanda-tanda overbought adalah ketika harga saham sudah mencapai level yang tinggi dan terus naik, sehingga memunculkan indikasi bahwa saham tersebut sudah overvalued atau terlalu mahal. Dalam situasi ini, menjual saham adalah salah satu pilihan yang bisa diambil para investor.

Namun, keputusan untuk menjual saham harus didasarkan pada analisis fundamental dan teknikal yang matang. Jangan hanya mengandalkan satu faktor saja, tetapi perlu melihat faktor-faktor lain seperti kondisi pasar saham secara keseluruhan, kinerja perusahaan, dan faktor-faktor ekonomi makro lainnya.

Contoh Praktis Sell on Strength di Saham

Untuk memahami Sell on Strength dengan lebih baik, berikut ini adalah contoh praktisnya:
Saham Harga Beli Harga Jual Keuntungan
XYZ 1.000 1.500 500
Anda membeli saham di perusahaan XYZ dengan harga 1.000 per lembar. Setelah beberapa waktu, harga saham tersebut naik menjadi 1.500 per lembar. Anda memutuskan untuk menjual seluruh saham pada level tersebut dengan keuntungan sebesar 500.

Dalam contoh ini, Anda telah menggunakan strategi Sell on Strength dengan sukses sehingga berhasil mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Resiko yang Harus Diperhatikan dalam Sell on Strength

Meskipun Sell on Strength dapat meningkatkan potensi keuntungan di pasar saham, namun ada beberapa risiko yang harus diperhatikan.

Risiko pertama adalah ketika harga saham terus meningkat setelah kita menjualnya. Kita akan melewatkan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar karena telah menjual saham pada level yang masih terlalu rendah.

Risiko kedua adalah ketidakpastian di pasar saham. Meskipun kita telah melakukan analisis teknikal dan fundamental dengan baik, namun masih ada faktor eksternal seperti krisis politik atau ekonomi yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham.

Oleh karena itu, sebelum melakukan Sell on Strength, pastikan Anda telah melakukan analisis yang matang dan mempertimbangkan risiko yang ada. (Baca juga: Apa itu Buy on Weakness (BoW) Saham?)
Posting Komentar

Posting Komentar